This is Delphi, A free premium blogger theme for you.

Laman

Jumat, 18 November 2011

Dalam kehidupan masyarakat yang terdiri dari berbagai macam penduduk yang berbaur menjadi satu, tak jarang terjadi pertentangan sosial atau konflik antar penduduk itu sendiri. Sumber utama adanya konflik ini karena banyak perbedaan sifat dan karakter yang dimiliki oleh setiap penduduk. Di Indonesia, suku dan agama menjadi masalah pokok yang sering menimbulkan konflik dalam masyarakat. Hal ini karena suku dan agama merupakan masalah sensitif sehingga hal sekecil apapun bisa menjadi pemicu adanya konflik yang besar.

Salah satu konflik agama yang membekas dalam sejarah tanah air adalah kerusuhan di Poso dan Ambon. Sedang konflik antar suku yang mengerikan juga pernah terjadi antara masyarakat dayak dan madura di Sampit. Konflik seperti ini menyebabkan kerugian materi yang luar biasa dan juga ribuan korban nyawa harus melayang. Selain konflik frontal yang melibatkan kedua pihak secara langsung, banyak juga konflik yang terjadi secara nonfrontal. Misalnya pertentangan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang harmonis. Penduduk asli mengangap para pendatang sebagai orang yang numpang tinggal sehingga harus hormat pada mereka. Sedangkan para pendatang menganggap bahwa semuanya punya kedudukan dan kesempatan yang sama dalam masyarakat. Hal ini tentu menjadikan masyarakat menjdi tidak harmonis.

Untuk mengatasi pertentangan sosial diperlukan adanya integrasi masyarakat. Adanya kerjasama dan pengertian dalam masyarakat untuk bisa menghindari konflik-konflik yang tidak penting. Setiap anggota masyarakat harus bisa menghargai kepentingan dan perbedaan yang dimiliki orang lain sehingga orang lain pun akan bisa menghargai perbedaan dan kepentingan anggota masyarakat itu sendiri. Dengan begitu kita pasti bisa menciptakan situasi yang kondusif aman tentram serta damai sejahtera.

0 komentar:

Posting Komentar